Tugas Politik Global AS Kelompok 2
-Krisis Misil Kuba, Dwi Ayu Rahmawati 20130510234
-Pemerintahan Barack Obama dan Kebijakannya Terhadap Kuba, Budi Riyanto 20130510324
-Amerika serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan kuba, Revlinur Rahmawati 20130510331
-Ketegangan Antara US dan Kuba Terhadap Kasus Cuban Five, Aldi Alvianto 20130510387
-Invasi Teluk Babi, Febriyanto Pangestu 20130510291
-PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KRISIS MISIL KUBA 1962, Fatimah Mutiara 20130510435
Hubungan antara Amerika serikat dan kuba memanglah sangat menarik untuk dibahas. Sebab
hubungan ini dapat menunjukan bagaimana perilaku Amerika Serikat dalam hubungan luar negeri khususnya dalam ruang lingkup Amerika serikat dengan Negara-negara amerika Latin. Dan hebatnya meskipun kuba berada dalam tekanan luar biasa dari Negara adidaya tersebut dalam waktu yang cukup lama yakni kurang lebih selama 50 tahun, namun kuba dapat bertahan meskipun dengan segala kekurangannya. Dan untuk mengetahui sejarah singkat hubungan kedua Negara akan di bahas dalam tugas kali ini.
hubungan ini dapat menunjukan bagaimana perilaku Amerika Serikat dalam hubungan luar negeri khususnya dalam ruang lingkup Amerika serikat dengan Negara-negara amerika Latin. Dan hebatnya meskipun kuba berada dalam tekanan luar biasa dari Negara adidaya tersebut dalam waktu yang cukup lama yakni kurang lebih selama 50 tahun, namun kuba dapat bertahan meskipun dengan segala kekurangannya. Dan untuk mengetahui sejarah singkat hubungan kedua Negara akan di bahas dalam tugas kali ini.
Dalam melihat hubungan awal kuba dengan Amerika Serikat, ada beberapa hal yang mendasari terjalinnya hubungan keduanya , yang pertama ialah adanya keinginan Amerika Serikat untuk memperluas pengaruh ke negara-negara sekitarnya. Hal ini didasari oleh adanya pemikiran ‘Manifest Destiny” dan “City Upon a Hill”, dimana artinya Amerika Serikat harus menjadi panutan dan pemimpin bagi masarakat sekitarnya (Manifest Destiny) . Kedua doktrin ini dijadikan sebagai alasan Amerika Serikat melakukan perluasan pengaruh dan pembenaran terhadap hak dan kewajiban Amerika Serikat memperluas pengaruh dan kebudayaannya di benua Amerika, Karibia, dan juga Pasifik. Yang kedua ialah Doktrin Monroe, Doktrin Monroe (Monroe Doctrine) adalah asas politik luar negeri Amerika Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden Monroe kepada Kongres tahun 1823 (Perkins, 1927) . Doktrin Monroe, sebenarnya dari nama seorang Presiden Amerika Serikat. Doktrin Monroe intinya adalah “America for the Americans” yang berarti politik isolasi, artinya negara-negara di luar Amerika jangan mencampuri soal-soal dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika tidak akan ikut dalam soal-soal di luar Amerika. Adapun beberapa prinsip dasarnya yakni:
ada empat prinsip dasar, yang cukup terkenal. Antara lain :
a. Amerika Serikat tidak akan mencampuri masalah-masalah internal ataupun peperangan di antara Negara Eropa
b. Amerika Serikat mengakui dan tidak mencampuri koloni yang masih ada di bawah keuasaan negara Negara Eropa
c. Negara Eropa harus menghentikan kolonisasi lebih lanjut
d. Upaya apapun oleh Negara Eropa untuk menekan atau mengendalikan Negara manapun di dunia akan dipandang sebagai tindakan kekerasan melawan Amerika Serikat.
Amerika Serikat khawatir terhadap keamanan negara dan ketentraman regional benua Amerika dari gangguan negara-negara Eropa yang berusaha untuk mendekati pemerintahan Kuba. Hal ini dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat karena Kuba dapat menjadi pintu masuk bagi bangsa asing untuk menjelajah jauh ke daratan benua Amerika. Selain faktor pertahanan tersebut, Amerika Serikat juga mencoba untuk mengendalikan perekonomian Kuba yang pada saat itu merupakan penghasil gula terbersar kedua setelah Brasil dengan menampung hasil produksi gula Kuba untuk dipasarkan di Amerika Serikat. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan negara dan benua mereka dari invasi Eropa.
Tindakan nyata yang pertama kali dilakukan dalam upaya membantu Kuba adalah intervensi militer Amerika Serikat dalam perang Cuban-American-Spain. Mencoba untuk menunjukkan rasa solidaritasnya terhadap tetangga yang sedang berupaya merebut kemerdekaan dari Spanyol, pemerintahan Amerika Serikat mengirim bantuan berupa 17.000 tentara mereka ke Kuba (Hernandez, 2011) . Selama tiga bulan peperang bergulir, akhirnya gabungan kekuatan tentara Kuba dan Amerika Serikat berhasil membuat Spanyol menyerah. Dengan ditandatanganinya Treaty of Paris of 1898 pada 10 Desember, 1898, yang mengakhiri Perang Spanyol-Amerika (Britannica, 2014) . Poin utamanya yakni Amerika Serikat membayar Spanyol US$20 juta untuk kepemilikan Guam, Puerto Riko, dan Filipina yang telah berpikir untuk membebaskan diri mereka dari pemerintahan kolonial yang kemudian memerangi Amerika Serikat dalam Perang Filipina-Amerika. Puerto Riko dan Guam juga di bawah kuasa Amerika, dan Spanyol melepas klaimnya terhadap Kuba. Kekalahan ini menutup Kekaisaran Spanyol, dan juga menandakan awal periode kuasa kolonial Amerika Serikat.
Pasca kemenangan atas Spanyol, Amerika Serikat mengendalikan politik Kuba baik politik dalam negeri maupun politik luar negeri dengan memaksakan adanya satu dokumen yang terkenal yakni, Amandemen senator orville hitchcock platt (Platt Amendment (1903)) .
Dalam amandemen ini pihak Amerika memberikan hak untuk dapat mencampuri urusan dalam Negeri dari negara Kuba. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi harta dan benda serta warga Amerika Serikat yang ada di Kuba. Platt Agreement sendiri adalah bentuk intervensi Amerika Serikat terhadap Kuba atas bantuan Amerika Serikat membantu kemerdekaan Kuba. Isi dari Platt Agreement adalah Kuba dilarang untuk berdiplomasi dengan negara lain, perekonomian Kuba diatur oleh Amerika Serikat, Amerika Serikat boleh melakukan intervensi ke Kuba, dan Kuba harus menjual Guantanamo ke Amerika Serikat.
Platt Amendment (1903) |
Selain itu, Amerika Serikat juga mendominasi perekonomian negara tersebut. Tahun 1934 sampai 1958 Kuba menjadi tempat strategis bagi para investor dan turis Amerika Serikat. Hubungan baik yang terkesan spesial tersebut membawa keuntungan besar bagi pemerintahan Amerika Serikat. Pada tahun 1958 tercatat bahwa Kuba merupakan lahan investasi terbesar kedua bagi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat khusus kawasan Amerika Latin. Kuba mengirim 71 persen barang ekspor mereka dan 64 persen dari barang impor Kuba berasal dari Amerika Serikat (Thomas, 1998) .
Hubungan antara batista dan amerika serikat sangat erat, dimana Batista mendapat dukungan militer dan ekonomi dari amerika serikat, sementara AS mendapatka kebijakan untuk mendominasi ekonomi di kuba tersebut (Franklin, 1997) . Namun hubungan baik antara keduanya hancur pasca revolusi penggulingan rezim Fulgencio Batista yang kebijakan politiknya terlalu memihak Amerika Serikat. Keretakan hubungan yang terjadi antar kedua negara tidak terjadi begitu saja tanpa adanya satu penyebab. Pada awalnya, pemerintahan pasca revolusi Kuba yang dipimpin oleh sosok kharismatik Fidel Castro ingin menunjukkan kepada dunia internasional bahwa dia bukanlah seorang pemimpin yang anti kapitalisme, tetapi respon negatif yang didapatnya saat melakukan kunjungan luar negeri pertamanya sebagai presiden Kuba ke Amerika Serikat membuat dirinya bersikap tegas dan berpaling ke Uni Soviet yang pada saat itu juga merupakan salah satu kekuatan dunia selain Amerika Serikat. Kebijakan Kuba untuk menjalin hubungan dengan Uni Soviet inilah yang kemudian memicu keretakan hubungan kedua negara.
Tanggal 3 Januari 1961 Amerika Serikat resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba , dan pada 17 april terjadi invasi bersenjata ke kuba, dimana sekitar 1500 orang telah di latih oleh CIA di sebuah pengasinga di teluk babi. Namun invasi ini dapat ditangkal oleh pemeritahan castro. kemudian Presiden John F. Kennedy mengaku tanggung jawab atas usaha invasi tersebut, dan ini pula yang memicu reaksi masyarakat yang malah memberikan dukungan terhadap pemerintahan castro dan menolak segala bentuk penjajahan (Trento, 2005) . Berselang berselang satu tahun kemudian terjadi ketegangan antara kedua Negara yakni pada bulan Oktober 1962, ketegangan melibatkan tiga negara yaitu Amerika Serikat dengan Uni Soviet dan Kuba. Konfrontasi yang kemudian dikenal luas dengan sebutan Krisis Misil Kuba (Cuban Missile Crisis) ini juga dikenal sebagai Krisis Oktober atau Krisis Karibia. Dalam peta sejarah Perang Dingin (Cold War ), krisis ini merupakan kejadian yang paling potensial ketika itu untuk berakhir dengan perang nuklir yang ditakutkan oleh banyak pihak (Gregory, 2002) .
Sejak tahun 1959 sampai 2015, Amerika Serikat telah melakukan pergantian presiden sebanyak 10 kali. Akan tetapi situasi ini tidak banyak merubah kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Kuba. Namun hal tersebut nampaknya akan berangsur-ansur pulih, hal ini terlihat dari sikap dua Negara yang melakukan pendekatan-pendekatan untuk menormalisasi hununag keduanya selama 15 tahun terakhir.
Presiden Barack Obama dan Presiden Raul Castro di Panama. (CNN Indonesia/Reuters/Peru Presidency) |
ini juga merupakan delegasi yang terbesar yang mengunjungi Kuba untuk kali pertama pasca revolusi tahun 1959
Normalisasi hubungan keduanya akan dapat terlaksana meskipun akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, sebab menyamakan dua presepsi bukan perkara yang mudah. Namun terlepas dari semua itu dua pemimpin Negara tersebut sudah menunjukan adanya itikad ataupun niat baik untuk memperbaiki hubungan keduanya, sehingga kedua masyarakat dapat mengambil manfaat dari hubungan tersebut.
Sekian.
Referensi
Britannica, T. E. (2014, 11 6). Treaty of Paris 1989. Retrieved 6 23, 2015, from Encyclopædia Britannica: http://www.britannica.com/event/Treaty-of-Paris-1898
Franklin, J. (1997). Cuba and the United States: A Chronological History. Melbourne: Ocean Press.
Gregory, M. B. (2002). The Operational Code of John F. Kennedy During the Cuban Missile Crisis: A Comparison of Public and Private Rhetoric. Political Psychology.
Hernandez, J. M. (2011, 6 22). Cuba in 1898. Retrieved 6 29, 2015, from Library of Congress: http://www.loc.gov/rr/hispanic/1898/hernandez.html
KSP, R. A. (2015, 4 3). Era Baru AS-Kuba Pasca Jabat Tangan Bersejarah. Retrieved 6 23, 2015, from KOMPAS: http://print.kompas.com/baca/2015/04/13/Era-Baru-AS-Kuba-Pasca-Jabat-Tangan-Bersejarah
Manifest Destiny. (n.d.). Retrieved 6 29, 2015, from U.S HISTORY Pre-Columbian to the New Millenium: http://www.ushistory.org/us/29.asp
Perkins, D. (1927). The Monroe Doctrine, 1823-1826. Cambridge: Harvard University Press.
Platt Amendment (1903). (n.d.). Retrieved 6 29, 2015, from Our Document: http://www.ourdocuments.gov/doc.php?flash=true&doc=55
S, D. (2015, 4 12). Presiden Kuba: Normalisasi AS-Kuba Harus dengan Kesabaran. Retrieved 6 23, 2015, from CNN Indonesia: http://www.cnnindonesia.com/internasional/20150412061725-134-45957/presiden-kuba-normalisasi-as-kuba-harus-dengan-kesabaran/
Thomas, H. (1998). Cuba Or The Pursuit Of Freedom. Da Capo Press.
Trento, A. (2005). Castro and Cuba From the Revolution to the Present Arris Illustrated Histories. United Kingdom: Arris Books.
0 komentar:
Posting Komentar